Friday, July 4, 2008

secangkir wedang jahe

Merah yang tadinya darah kini mulai pudar kembali. Dunia yang tadinya maskulin menampakkan kefeminisannya, ketika lingkungan yang terasing disentuh oleh aroma dari negeri tetangga.
Kala itu kubaca sajak chairil yang bercerita, sedang dgn cermin aku enggan berbagi, hingga matilah ia dikungkung sepi. Dan dikala ini... Aduh, matilah aku yang selalu tak mau berbagi, sedang kawan sendiripun berkata bahwa duniaku adalah milik sendiri.
Malam ini semestinya ada pekik racau kelaparan, ratap tangis perbudakan ataupun sekurang-kurangnya gelora kemerdekaan, lalu mengapa menjadi hilang ditelan pesona sumbadra. Aku rasa minggu ini adalah pasti, melihat bintang dan meneguk secangkir kopi pun tak apalah adanya. Ini bukan tentang harga, tapi minggu lalu memang kechairilankulah yang tak kunjung mati. Ini juga bukan tentang waktu, tapi minggu ini kamu harus ada disini, meneguk kopi ataupun secangkir wedang jahe… ;p

Jumat, 4 juli 2008 Dolank

5 comments:

:: ing :: said...

priiiiiil !
ya ampun..

ini pril yah yang nulis?
speechless!

seperti baru mengenalmu..

keep write!

take care..

Prilly said...

wah thanks ya semangatnya...

Aneh ya, hehe..

Seleraku memang selera tempe, hehehehe....

:: ing :: said...

priiil..baru maen blog lagi nih..

selera tempe gimana??

aku suka postingan yang iniiii..

sama yang "Malaysia"

loh..

hehe..

Anonymous said...
This comment has been removed by the author.
Prilly said...

hmmph... 2 dunia yg berbeda antara kopi dan wedang jahe aja koq, diselipn keegoisan lelaki...
mudahkan buat dimengerti...