Wednesday, October 15, 2008

Pasrah

Kepasrahan diri, begitulah ia memojokkan alam pikirnya dalam deru mesin usang yang memekikkan perlawanan dengan gelombang timur dan gelap malam yang sesekali memabukkan jalur pencernaan beberapa orang disekitarnya. Kepasrahan diri akan segala dosa yang pernah ada dan amal yang belum sempat terwujudkan.

Sementara para wanita melantunkan shahadat, takbir dan lantunan lantunan suci lainnya yang terdengar seram serta tangis bayi yang serba tak mengerti gejala alam, ia hanya bisa memasrahkan diri terduduk diam berpikir apa yang akan terjadi dan bagaimana bila benar-benar terjadi, benar-benar memasrahkan diri pada segala yang akan dijadikan-Nya.

Kepasrahan diri yang begini rupa adalah kepasrahan diri yang sebenar-benarnya pasrah, jauh lebih pasrah daripada setiap kepasrahan diri dalam setiap sujud yang pernah dilakukannya mungkin. Begitulah kami, menamakan diri manusia, yang hanya berarti sejumput nyawa yang tak berarti, bertindak pasrah dalam keadaan yang mendesak untuk berhenti.

Laut Banda, 9 oktober 2008
Dolank