Monday, January 5, 2009

Universitas Serba Ada

Begitu aneh rasanya memang, kami yang tersebut sebagai mahasiswa yang dalam hal ini berperan sebagai kaum mayoritas dalam sebuah institusi harus mengalah dengan pendapat kaum minoritas didalam institusi yang sama. Tidak dipungkiri bila terkadang minoritas tidak selalu salah dan mayoritaspun tak selalu benar, tapi yang pasti mimpi bukan untuk anak para konglomerat saja.
Rektor yang semakin membiaskan dirinya dengan berprilaku seperti pedagang toko kelontong yang hanya memikirkan untung dan untung saja. Para lulusan sarjana ekonomi di DPR yang semakin lupa dengan dinamika perkuliahan, atau mungkin mereka tak pernah mengenyam bangku kuliah hingga mudah saja untuk berkata ya.. ya.. saja atau berdiam diri pura pura tertidur ketika kepentingan umum diwacanakan.
Konon katanya, di tanah ini semua bisa dibeli, mulai dari tetek bengek dapur hingga sebuah tingkat kesarjanaan. Berdasar dari itupulalah mengapa pemimpin dari sebuah perguruan tinggi terkadang berprilaku seperti pedagang toko kelontong yang menjual segala jenis kebutuhan. Dan kami mahasiswa seperti juga masyarakat, hanya ada pilihan membeli atau mencari toko kelontong lain dengan harga yang sedikit berbeda, tentunya dengan waktu dan tenaga yang lebih ekstra namun berakhir dengan biaya yang hampir sama saja.
Hei pelajar, jangan hanya berdiam diri saja, menetek manja dengan guru-gurumu sementara kami disini memperjuangkanmu, memperjuangkan mimpi-mimpimu untuk 2009 nanti. Karena hal ini tak berpengaruh sama sekali untuk kami. Tapi untukmu, selamat bermimpi.
17 des 2008
Dolank