Wednesday, May 20, 2009

Surat Untuk Titan

Kepada
Makhluk Titan
d.a. Planet Saturnus
Apa kabar makhluk Titan, lama kita tak berjumpa. Sejak beberapa bulan yang lalu dengan sebuah perpisahan yang tak meninggalkan kesan. Sebuah pelarian dari rasa malu yang mungkin datang menghantam ketika kuketahui matamu tak menusuk kalbuku lagi. Sindiran yang pasti kubaca dengan telak dari berita yang tersebar di koran bulan Januari.
Kini kau datang lagi dengan Apollo generasi ke lima puluh milik kami yang dahulu kami kirim ke orbitmu. Memberi kesan manis yang menggelitik kembali jantungku. Lalu tak berapa lama kita terbang bersama ke bulan, juga dengan Apollo generasi ke lima puluh itu. Sesekali mengekori komet berpijar yang jatuh dibumi dan kita tertawa mesra ketika telah sampai di garis khatulistiwa.
Tak kutahu ternyata semua itu hanyalah hal bodoh belaka, ada garis tegas yang tak kau berikan atau mungkin kau beri namun disamarkan. Hei makhluk Titan, bukan ku ingin berlari lagi. Tapi mengambil milik makhluk lain bukanlah prinsip kami, orang-orang dari makhluk bumi. Mestinya tak kau tutupi statusmu itu ketika berkunjung ke bumi, karena rasa malu yang kami jalani jauh lebih mengerikan daripada hanya berbuat bodoh berkali-kali.
Hei makhluk Titan, kalau diperlakukan seperti ini kami sudah biasa, dan satu lagi jangan ada kau beri kami malu untuk kedua kali walau kami masih menyimpan rasa untukmu kawan.
Salam
Makhluk bumi
(Inspired by Laser gun electro girl)
Dolank
20 Mei 2009

Tuesday, May 19, 2009

Bias

Sayang sebuah kata dari bahasa Indonesia yang terdiri dari 6 huruf. 2 vokal yang sama memberikan irama pada penyebutannya, sebagai substrat yang mengikat 4 huruf lainnya yang lebih menggambarkan kekakuan. Menampakkan kesederhanaan pola, sebuah keindahan dalam intonasi yang monoton.

Sayang sebuah kata yang tak lagi sarat makna. Bias merupakan pencerminan yang merefleksikan gambaran hurufnya dilain sisi, dengan pelencengan yang tak jauh tapi berarti lain. Bukan tidak mungkin hanya berarti kawan atau teman. Bahkan juga bisa sebagai bahan olok-olokan saja!

19 Mei 2009
Dolank

Wednesday, May 13, 2009

Akhir


Aku menjadi sangat realistik, sedetik tak akan pernah cukup buatku bersamamu dalam kenyataan, dan lelapku tanpamu benar-benar penyesalan.
Aku rindu kamu, tapi malam sudah hampir pagi.
Selamat tidur manis.
Selamat tidur manisku.
6 jan 08, 3.00-3.05 pm
Dolank

Tuesday, May 5, 2009

Jendela

Begitu anehnya kamu, berdiri sendiri dibalik aksara-aksara penuh makna. Hitamnya tinta dan putihnya kertas kau beri warna dengan tingkah pola rajutan akalmu dalam berkarya. Ada raga yang terbang, ada yang juga terlunta, ada asmara pergolakan massa juga cerita cinta tua dan muda. Begitu hidup merangkumkan jiwa kami yang terpana.

Gairahmu hujan hari ini, yang menenggelamkan kami dalam dunia kritis terkadang romantis.


Tapi sampai kini rupa-rupanya sosokmu masih ada di awang-awang kami, orang-orang desa dalam lingkup negeri tanpa tapal batas. Tanpa ilmu yang dapat menghampiri bakat alammu. Hanya melalui jendela ini kami bisa memandangmu, mengukur tinggi dan beratmu dari benda disekitarmu. Dari jendela negeri tanpa tapal batas.


Untuk kawanku
Dolank
4 Mei 2009