Thursday, July 31, 2008

Kawanku Dihimpit Kawan

Apa kabar mahasiswa hari ini, beberapa teman menuntut keadilan rupanya. Namun sayang hanya beberapa, segelintir barangkali, lebih tepatnya sedikit sekali. Mereka berteriak lantang didepan gedung, dihadapan penguasa, dengan lapar yang merajalela. Begitu saja seperti selalu yang telah ada hanya membentur baja. Dan pihak rektoratpun tertawa… yahaha…
Lalu dimana yang lainnya, yang lainnya ada di meja ujian, seperti sapi dicambuk dan mengikut. Melalui dogma antara orang tua, ekonomi, dan masyarakat, mereka digiring kesana sini. Dan pihak rektorat pun tertawa… yahaha…
Ada perasaan nanar melihat kawan berjalan menyebar issue. Tapi kebanyakan orang hanya mencemoh lalu menganggap tak pernah ada. Sementara media telah dibeli para penguasa, yang masih ngeyel jika tak laku, tentu saja dibredel. Ya begitulah rakyat kami di negeri ini, kalau saja isu ini berupa perceraian tentu akan lebih meledak.

27 Juli 2008

Dolank


Saturday, July 26, 2008

Menulis Irama

Pagi hari dimana orang-orang masih asik dengan mimpi, kulangkahkan kaki menuju dermaga pribadi. Ada ketidakpastian muncul dalam embun yang melingkupi ini. Melangkahkan kaki seperti menjadi beribu-ribu kati saja adanya.
Ada kalanya segala rintang hanyalah datang dari embun-embun. Namun pagi ini, pagi yang sepi ini kurasakan sebuah belati mengarahkan matanya sebentar lagi. Bukan dari sisi yang tak aku mengerti, tapi hari ini, lebih tepatnya pagi ini, kurasakan sesaat untuk berdiri dihadapmu menantang lagi!

25 July 2008

Dolank



Thursday, July 17, 2008

Berteriak

Berdiam diri ketika beribu kawan melangkah bukan berarti bijak, tapi orang muda memang harus selalu melangkah, tidak peduli menjadi salah, karena benar dan salah hanyalah ada dalam rentang waktu. Hanya wanita tua atau lelaki manja yang selalu menjadi pemerhati masalah, karena idealisme telah punah dimasa tua dan tak datang dikala bocah.
Mahasiswa adalah gerbang terakhir yang membatasi antara seorang anak bawang dengan sebuah dunia yang namanya masyarakat dengan segala kemajemukannya tentunya, masihkah kita menjadi melankolis ketika dihadapkan dengan seorang mandor harian? Atau mungkin melawan ketika ironi ada dimana-mana?
Sekaranglah saatnya merubah sebuah eksklusivisme terkungkung pelajar dengan sebuah pergerakan bebas namun terarah. Dunia kampus adalah dunia yang sangat bebas, lalu kenapa kita masih saja terkungkung dengan euphoria kelulusan sekolah.
Ya… Berteriak… berteriaklah semakin kencang, selalu dan jangan mendayu. Kita adalah sapu, merangsek selalu dengan debu, jadi jangan lagi ada kata ragu. Kita adalah maha, dimana pundak harapan menjadi tangan. Meracau bukan berarti kacau, tapi negeri tak lagi harus diratap sepi.
18 Juli 2008
Dolank

Saturday, July 12, 2008

Malaysia

Mungkin aku telah salah membaca warna hari ini.
Aku pikir merah itu pasti dan biru itu bumi.
Ternyata hanya ada jingga saja!
Dengan kepergian menyelimuti hati di kelam kabut mesra.

12 juli 2008

DolaNk

Thursday, July 10, 2008

Yang Lalu dan Hari Ini

Kata gie dalam sebuah tulisannya mati muda adalah sebuah hal yang membahagiakan. Benarkah begitu adanya dengan kami yang hidup dikala ini. Dikala damai belum lagi terhidang sebagai pencuci mulut. Dimana waktu tak lagi berpihak pada kebenaran. Dan segala asa belum lagi membosankan.

Aku ingin hidup seribu tahun lagi kata chairil seolah ingin membalas tulisan gie, menegaskan bahwa aku tidak hanya ingin melihat damai hanyalah sebuah utopia. Aku ingin melihatnya sekali lagi, bukan hanya dalam mimpi manis siang ini.

Semangatilah kami selalu kawan, dengan semangat seribu tahunmu, ataupun mati yang membahagiakan itu. Karena kami disini hanyalah tunas-tunas muda penerusmu yang masih terdiam pasif mengetahui setiap gejala mudamu. Bahwa perang ini haruslah berhenti adalah masih menjadi harap kami di kemudian hari.

11 Juli 2008

Dolank
semakin muak dengan perang hari ini

Saturday, July 5, 2008

KapabiLitas

Keterikatan masyarakat Indonesia akan sebuah sosok sepertinya tidak dapat dilepaskan begitu saja. Bagaimanapun juga seseorang yg pernah berarti memang akan selalu berarti, namun apakah begitu juga yang akan terjadi bila kapabilitas telah meluntur dan logika berbicara.
Sebuah ironi kebangsaan terjadi ketika kita, generasi muda yang inovatif, religious harus terikat dengan sebuah culture masyarakat yang selalu terikat pada sebuah sosok jaman lama yang terlalu lama terbuai dalam mimpi keemasan.
Tidak jarang ditemukan para kuli tinta mencari pendapat akan suatu kejadian pada seseorang yg buta, dan anehnya sibuta berbicara begitu yakinnya seolah olah kejadian ini ialah gambaran seekor gajah yang terpampang jelas di depan matanya yang telah butut. Dan di antara keanehan yang telah ada masih saja ada orang aneh yang juga tersugesti dengan mempercayai kata-kata dari seseorang yang tak mempunyai kapabilitas untuk berbicara.
Tulisan ini tidak pernah terbersit untuk mendiskreditkan orang-orang cacat. Sindiran pada kaum loyalitas tingkat aneh lebih tepatnya. Bahwa tingkatan religious bukan berarti sebagai pemuncakan banyak hal, karena kami hidup di bumi dan bumi adalah tempatnya hal” logis berbicara.
30 juni 2008
Dolank

Friday, July 4, 2008

secangkir wedang jahe

Merah yang tadinya darah kini mulai pudar kembali. Dunia yang tadinya maskulin menampakkan kefeminisannya, ketika lingkungan yang terasing disentuh oleh aroma dari negeri tetangga.
Kala itu kubaca sajak chairil yang bercerita, sedang dgn cermin aku enggan berbagi, hingga matilah ia dikungkung sepi. Dan dikala ini... Aduh, matilah aku yang selalu tak mau berbagi, sedang kawan sendiripun berkata bahwa duniaku adalah milik sendiri.
Malam ini semestinya ada pekik racau kelaparan, ratap tangis perbudakan ataupun sekurang-kurangnya gelora kemerdekaan, lalu mengapa menjadi hilang ditelan pesona sumbadra. Aku rasa minggu ini adalah pasti, melihat bintang dan meneguk secangkir kopi pun tak apalah adanya. Ini bukan tentang harga, tapi minggu lalu memang kechairilankulah yang tak kunjung mati. Ini juga bukan tentang waktu, tapi minggu ini kamu harus ada disini, meneguk kopi ataupun secangkir wedang jahe… ;p

Jumat, 4 juli 2008 Dolank