Saturday, July 5, 2008

KapabiLitas

Keterikatan masyarakat Indonesia akan sebuah sosok sepertinya tidak dapat dilepaskan begitu saja. Bagaimanapun juga seseorang yg pernah berarti memang akan selalu berarti, namun apakah begitu juga yang akan terjadi bila kapabilitas telah meluntur dan logika berbicara.
Sebuah ironi kebangsaan terjadi ketika kita, generasi muda yang inovatif, religious harus terikat dengan sebuah culture masyarakat yang selalu terikat pada sebuah sosok jaman lama yang terlalu lama terbuai dalam mimpi keemasan.
Tidak jarang ditemukan para kuli tinta mencari pendapat akan suatu kejadian pada seseorang yg buta, dan anehnya sibuta berbicara begitu yakinnya seolah olah kejadian ini ialah gambaran seekor gajah yang terpampang jelas di depan matanya yang telah butut. Dan di antara keanehan yang telah ada masih saja ada orang aneh yang juga tersugesti dengan mempercayai kata-kata dari seseorang yang tak mempunyai kapabilitas untuk berbicara.
Tulisan ini tidak pernah terbersit untuk mendiskreditkan orang-orang cacat. Sindiran pada kaum loyalitas tingkat aneh lebih tepatnya. Bahwa tingkatan religious bukan berarti sebagai pemuncakan banyak hal, karena kami hidup di bumi dan bumi adalah tempatnya hal” logis berbicara.
30 juni 2008
Dolank

No comments: