Wednesday, March 11, 2020

Nerima


Sering kuberpikir ini hanyalah dansa biasa. Melingkarkan lenganku pada lekuk indah tubuhnya, agar separuh wajah itu terjatuh pada bidang datar ternyaman dadaku. Namun terlupa aku bahwa dansa tidak sekedar tubuh bagian atas belaka, juga dibutuhkan langkah langkah kaki yang seirama. Langkah langkah kecil sederhana, monoton dan manja.

Pada beberapa kali juga kupikir ini hanyalah rupa meditasi. Layaknya gerakan yoga yang tercantum pada prasasti-prasasti. Sebagaimana itulah kusangkakan tingkahmu yang berhibernasi, sementara itu tak kusadari diriku juga terlampau berimajinasi. Menghampakan ruang dan waktu pada lintasan yang tak ada tepi.

Biasa dan tak extraordinari kata raden ajeng roro putri. Bisa jadi karena jauhnya dimensi, antaranya hingga kami para abdi. 

Lalu...

Sukmaku berucap lirih, terima kasih. 

Dolank
20 Februari 2020