Friday, April 26, 2013

Penyakit Orang Miskin

(untuk diareku)

Setiap kali pergantian tahun saya berharap. Andai saja anda dan saya tak perlu bertemu lagi dalam setiap tahun umur saya dewasa ini. Namun delapan tahun belakangan ini kenyataan selalu berbicara lain dengan harapan. Takdir tak mau berkompromi dengan diri saya yang tak mau berurusan dengan anda lagi, makhluk-makhluk birokrasi. Semua orang tahu kenapa bisa begitu. Karena segala akan menjadi berlarut-larut dan tak pasti bila telah berkonjungsi dengan diri anda.
Cukup sudahi semua obrolan anda, karena saya semakin mengerti bahwa yang keluar dari mulut anda hanyalah kotoran belaka. Walau hadir dengan bentuknya yang lebih lembut namun tetap tak lebih daripada sekedar kotoran saja. Kotoran yang menghabiskan segala ion dalam tubuh saya. Sementara tubuh saya membutuhkan lebih banyak lagi kejutan listrik untuk selalu bisa bertransformasi dari satu waktu ke waktu yang lainnya.
Banyak orang mengenal pribadi anda yang selalu menggerogoti diri kami, kaum yang tak pernah punya apa apa. Golongan masyarakat yang tak pernah punya jadwal untuk makan dengan pasti. Dan ketika anda datangi kami, kami selalu saja tak dapat untuk bisa bersembunyi. Walaupun kehadiran anda telah kami tahu pasti melalui aroma keton yang telah memenuhi udara ini. Aroma yang hanya keluar dari mulut anda yang busuk tiada terkira.
Begitu lelah saya hari ini, karena kedatangan anda pada dinihari tadi. Teh manis pekat, sesuatu yang saya ingin suguhkan karena sepengetahuan saya itu tak anda sukai. Sayangnya hingga siang ini, barang itu belum juga saya temukan. Obat-obatan pun tak juga saya miliki. Hanya berbekal keyakinan bahwa semua ini pasti akan teratasi maka saya berani untuk duduk berdiskusi dengan anda, orang orang dari birokrasi.
Saya mengerti bahwa kecil harapan untuk anda segera beranjak pergi. Semoga kali ini anda dapat memperlakukan saya dengan lebih manusiawi.

Dolank.
23 April 2013.

Tuesday, April 23, 2013

Mata



Katanya mata ini tajam.
Menundukkan kawan bahkan lawan dalam satu pandangan di satu arah juga.
Katanya mata ini dingin.
Kaku dan beku di setiap sisi seolah hanya hidup sendiri.
Katanya mata ini  hampa.
Tanpa ada masalah yang akan singgah di setiap tatapan, hanya ada kebebasan.
Padahal matanya dan mata ini tak pernah bertemu pandang apalagi untuk saling bersinggungan.
Matanya ada di satu sisi yang mata ini tak mampu menatapnya disaat matanya mengawali cinta.

Dolank
13 April 2005