Tuesday, June 2, 2009

Cakrawala

Aku ingin sekali lagi berjalan kearah cakrawala. Menuju mimpi tempat para arwah tertawa. Sekali lagi tanpa pandangan kebelakang, hanya fokus di depan, di arah cakrawala. Menetapkan hati, tanpa gamang dan ragu hanya mengingat tentang cakrawala, tempat para arwah tertawa.

Dahulu pernah aku berjalan menujunya, sayangnya ekonomi menghempaskanku bagai pemain bola yang berlari melawan gaya pegas. Kembali lebih jauh dari tempat aku memulai perjalanan kearah cakrawala.

Siapa bilang cakrawala mudah digapai kata suara dari langit, lalu tawa membahana dari surya dan para punggawanya menenggelamkanku ke dasar bumi. Aku ingat bahwa kala itu, kala kuberjalan kearah cakrawala mentaripun menyulitkanku dengan sinarnya yang menerpa wajahku, wajahku yang kuhadapkan kearah cakrawala.

Sementara bumi tempatku berpijak, masih terus berdiam. Aku jadi gamang, kali ini siapakah yang tertawa, aku yang menertawai ketetaptidakberdayaan bumi, atau mentari yang masih menertawaiku. Sementara cakrawala masih saja terhampar jauh didepan sana, tanpa ada mentari di garisnya hanya sayup-sayup terdengar para arwah yang tertawa.

Dolank
15 April 2009


No comments: