Tuesday, November 25, 2008

Tuan

Tuan…

Aku telah lihat kemiskinan kota ini, sementara beberapa tahun lalu kulihat juga kemiskinan dikota yang sana. Beberapa bulan setelahnyapun telah kulihat juga kemiskinan kota yang lainnya. Dan kau tahu apa yang kupikirkan…


Sudahlah tuan, jangan kau palingkan mukamu seperti kau punya kesibukan yang lebih penting daripada selain tidur dan bersenggama. Kau pasti tau apa yang kupikir, sesuatu yang pasti kau pikirkan juga. Hanya saja…


Ya, hanya saja kau terlalu takut untuk menyuarakannya tuan. Atau mungkin karena kau bingung akan menyuarakan pada siapa lagi, bukankah kau adalah yang tertinggi. Jadi lebih baik diam dan tersenyum, karena diam adalah wibawamu, dan senyum adalah karismamu. Kalau begini, maka…


Baiklah tuan akan kusuarakan suara hatimu dan hatiku serta beberapa hati yang lainnya, agar kita sama-sama tau. Kamu, aku dan yang lainnyapun tau. Kalau kemiskinan itu, kaalau keemiskiinan ituu, kaalaauu keemiissskiinnaan iitu, ternyata adalah lumrah. Karena hati kita. Aku, kamu, dan beberapa hati yang lainnya pun telah jadi miskin pula!!!


(Maaf karena masih belum bisa berbuat lebih untuk kalian saudaraku).
20 November 2008
Dolank

No comments: